Rabu, 16 September 2015
[Sumber: http://www.gramediapustakautama.com/buku-detail/80739/Autumn-in-Paris]
Judul buku : Autumn in Paris
Penulis : Ilana Tan
Penerbit : PT Gramedia Pustaka Utama
Cetakan I : Juli 2007
Tebal : 272 halaman
Harga : Rp. 47.000
Ukuran : 13,5 x 20 cm
Sinopsis:
Penulis : Ilana Tan
Penerbit : PT Gramedia Pustaka Utama
Cetakan I : Juli 2007
Tebal : 272 halaman
Harga : Rp. 47.000
Ukuran : 13,5 x 20 cm
Sinopsis:
Tara Dupont menyukai Paris dan musim gugur. Ia mengira sudah memiliki
segalanya dalam hidup... sampai ia bertemu Tatsuya Fujisawa yang susah
ditebak dan selalu membangkitkan rasa penasarannya sejak awal.
Tatsuya Fujisawa benci Paris dan musim gugur. Ia datang ke Paris untuk mencari orang yang menghancurkan hidupnya. Namun ia tidak menduga akan terpesona pada Tara Dupont, gadis yang cerewet tapi bisa menenangkan jiwa dan pikirannya... juga mengubah dunianya.
Tara maupun Tatsuya sama sekali tidak menyadari benang yang menghubungkan mereka dengan masa lalu, adanya rahasia yang menghancurkan segala harapan, perasaan, dan keyakinan. Ketika kebenaran terungkap, tersingkap pula arti putus asa... arti tak berdaya... Kenyataan juga begitu menyakitkan hingga mendorong salah satu dari mereka ingin mengakhiri hidup....
Tatsuya Fujisawa benci Paris dan musim gugur. Ia datang ke Paris untuk mencari orang yang menghancurkan hidupnya. Namun ia tidak menduga akan terpesona pada Tara Dupont, gadis yang cerewet tapi bisa menenangkan jiwa dan pikirannya... juga mengubah dunianya.
Tara maupun Tatsuya sama sekali tidak menyadari benang yang menghubungkan mereka dengan masa lalu, adanya rahasia yang menghancurkan segala harapan, perasaan, dan keyakinan. Ketika kebenaran terungkap, tersingkap pula arti putus asa... arti tak berdaya... Kenyataan juga begitu menyakitkan hingga mendorong salah satu dari mereka ingin mengakhiri hidup....
Apakah ada yang
tahu bagaimana rasanya mencintai seseorang yang tidak boleh dicintai? Aku tahu.
Namanya Tara Dupont. Gadis cantik dengan
bola mata kelabu yang sehari-harinya bekerja sebagai penyiar di stasiun radio paling
terkenal di Prancis. Dua belas tahun lalu, orangtuanya bercerai dan ia ikut
bersama sang ibu ke Jakarta, namun empat tahun kemudian, ketika berumur enam
belas, ia memutuskan pindah ke Paris dan tinggal bersama ayahnya, Jean-Daniel
Dupont. Sejak saat itu, Paris menjadi hidupnya.
Semuanya bermula ketika Tara dan sahabatnya,
Sebastien Giraudeau, sedang makan malam di sebuah bistro kecil yang menyajikan
makanan khas Indonesia. Saat itu, Sebastien mengatakan bahwa ia akan mengajak
salah satu temannya asal jepang, seorang arsitek yang sedang bekerja sama
dengannya dalam satu proyek pembangunan hotel di paris.
Yang ditunggu pun datang, laki-laki
tampan bernama Tatsuya Fujisawa yang ternyata juga lancar berbahasa Prancis. Melihat
penampilannya—rambut hitam agak panjang, mata kecil, hidung mancung, dan dagu
kecil—Tara langsung memberi nilai tujuh setengah untuknya.
Namun, ada sesuatu yang mengganggu…
Tara merasa tidak asing dengan
laki-laki ini, ia belum pernah bertemu dengannya sebelumnya, tetapi ada sesuatu
yang terasa tidak asing dari diri Tatsuya Fujisawa.
Setelah berkenalan, Tara langsung
menyukai cara pria itu mengucapkan namanya. Orang Prancis biasa melafalkan
huruf ‘r’ dengan cara yang berbeda dengan orang Indonesia sehingga terdengar
aneh, namun Tatsuya mengucapkan dengan cara yang menyenangkan. Dan… koreksi, nilai Tatsuya Fujisawa baru saja naik menjadi delapan!
Seiring berjalannya waktu, Tara dan
Tatsuya akhirnya saling mengenal dan semakin dekat. Mereka merasa ada perasaan
yang berubah di hati masing-masing terhadap satu sama lain. Mereka saling jatuh
cinta.
Namun masih ada yang mengganggu
Tatsuya Fujisawa. Sebenarnya, bekerja bukan satu-satunya tujuan Tatsuya datang
ke Prancis, ia juga ingin mencari seseorang, seseorang yang membuatnya tidak
menyukai Prancis dan membenci musim gugur, seseorang itu adalah ayah
kandungnya, Jean-Daniel Lemercier. Ketika akhirnya ia berhasil memberanikan
diri bertemu dengan ayah kandungnya, masalah besar terjadi, dan semua ini
berhubungan dengan Tara Dupont, gadis yang ia cintai. Tidak, ia tidak boleh
mencintai Tara Dupont. Demi apapun, ia tidak boleh mencintai gadis itu. Rahasia itu... rahasia itu telah mengancurkan segala harapan, perasaan, dan keyakinan.
Kadang, banyak hal-hal indah yang
datang menghampiri kita, namun saat itu juga, kenyataan melempar kita kuat-kuat ke bumi.
“Terima kasih atas semua yang sudah kaulakukan untukku. Aku selalu
senang bersamamu. Kau membuat segalanya menyenangkan. Saat-saat bersamamu
adalah saat-saat paling membahagiakan. Aku selalu mengira saat itu bisa
bertahan selamanya.”
“Jangan marah padaku kalau aku menangis… hari ini saja… kau boleh
lihat sendiri nanti. Kau akan lihat tidak lama lagi aku akan kembali bekerja,
tertawa, danmengoceh seperti biasa… aku janji…”
Bersama novel ini, mari kita
berkeliling kota Paris, melihat-lihat Musée Rodin, menikmati indahnya malam
hari di kota Paris dari ketinggian Arc de Triomphe, berjalan-jalan di Jardin du
Luxembourg, mengarungi Sungai Seine dari Rive Droite ke Rive Gauche, pergi ke Ȋle
de la Cité,.....
.....dan merasakan sakitnya mencintai orang yang tidak boleh dicintai.
R.
Subscribe to:
Posting Komentar (Atom)
1 komentar:
aku suka banget novel ini....
apalagi sama kamu, aku suka banget :(
Posting Komentar